Sunday, January 6, 2013

Beasiswa Salman, Merentas Jalan Menggapai Cita

         Semester lalu, tepatnya ketika menapaki jalan perkuliahan di Semester kelima di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), pengalaman baru telah merangkul langkah kaki saya. Untuk pertama kalinya, saya mendapat beasiswa akademik. Jujur, selama ini saya sangat sulit melakukan pengajuan beasiswa karena ada beberapa persyaratan yang dikehendaki oleh pihak penyelenggara beasiswa yang ditolak idealisme saya, yaitu ‘surat keterangan tidak/kurang mampu’. Beasiswa Salman telah memberi saya peluang untuk bisa memperoleh beasiswa tanpa keterangan tersebut.
Keluarga saya memang bukan termasuk keluarga berpunya, tetapi juga bukan termasuk keluarga yang tidak/kurang mampu. Keluarga saya masuk ke dalam kategori cukup, cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, kebutuhan saya kuliah, dan sebagainya. Apalagi biaya hidup dan kuliah saya di UPI memang tidak terlalu mahal. Hal inilah membuat saya tidak mengajukan beasiswa ke pihak Universitas yang rata-rata menuntut keterangan tidak/kurang mampu tersebut.

Kini, setelah saya mendapat Beasiswa Salman ini, saya merasa bangga dapat merentas jalan menggapai cita saya untuk mendapatkan beasiswa akademik pertama saya. Ditambah lagi, Beasiswa Salman tak hanya sekadar memberikan materi saja, tetapi juga ilmu dan pengalaman baru bagi saya. Mendapatkan saudara-saudara baru selama pembinaan, berbagi pengalaman antar penerima Beasiswa Salman, serta rihlah ke Kawah Putih yang menjadi kenangan yang tak terlupakan (maklum, pengalaman pertama ke sana, he.).
Selain itu, berkat Beasiswa Salman ini saya juga dapat merentas jalan menggapai cita saya yang lain, yaitu menjadi penulis. Di program Beasiswa Salman, saya mendapat beasiswa aktivis Salman dan ditempatkan di Divisi Pengkajian dan Penerbitan (DPP) Salman ITB. Di sanalah saya bertemu Kang Salim, Kang Fery, Kak Tristia, dan teman-teman DPP lainnya yang menginspirasi dan menambah semangat saya untuk menjadi penulis.
Selama menjadi aktivis di DPP, tugas mentranskrip rekaman Kajian Tafsir Tematik atas intruksi Kang Salim sebagai Pimpinan DPP adalah pekerjaan yang paling berat, namun mengasyikkan. Butuh waktu berhari-hari bagi saya untuk mentranskrip rekaman yang berdurasi sekitar satu setengah jam lebih itu ke tuisan. Terlebih lagi, bahasa dan istilah yang dipakai oleh pemateri dan peserta diskusinya adalah bahasa dan istilah yang tergolong lumayan tinggi dan kadang belum saya mengerti (maklum, pemateri dan peserta sidangnya kebanyakannya para profesor dan doktor, he). Namun, hal ini menjadi tantangan buat saya.
Saran saya untuk Beasiswa Salman adalah perlu semakin dirapikan kembali sistem untuk tiap penerima macam-macam Beasiswa Salman agar setiap penerima beasiswa dapat saling berhubungan sehingga ikatan keluarganya semakin kuat. Selain itu, khusus beasiswa aktivis, alangkah lebih baiknya Divisi Kemahasiswaan dan Kaderisasi (DMK –harusnya DKK, dong. He.) melakukan koordinasi dengan divisi lain yang ada di Salman sebelum menentukan penempatan divisi pemagangan untuk penerima beasiswa aktivis agar kejadian miskomunikasi yang saya alami ketika ditempatkan di DPP tidak terulang kembali.
Terima kasih kepada Yayasan Salman ITB yang telah memberi kesempatan berharga bagi saya untuk bergabung dalam ukhuwah Beasiswa Salman ini. Begitu pula kepada para pejuang di DMK yang telah berusaha dan bersabar dalam memberikan pelayanan terbaik kepada para penerima beasiswa. Harapan saya, semoga saya masih diberi kesempatan untuk ikut serta kembali dalam program Beasiswa Salman periode berikutnya.
Semoga Allah membalas semuanya dengan limpahan rahmatnya atas ketulusan yang telah diberikan selama ini dan Salman ITB semakin lebih baik untuk kedepannya. Teruslah untuk membuka kesempatan kepada mereka yang ingin merentas jalan untuk menggapai cita mereka. Jaya selalu Salman ITB, Allahu Akbar...! J

Eko Apriansyah, penerima beasiswa aktivis


Bagi teman-teman yang mau ikut dalam program Beasiswa Salman ITB ini, silakan kunjungi http://salmanitb.com/2013/01/rekrutmen-beasiswa-salman-itb-2013/

0 comments:

Post a Comment