11:54 PM -
Bincang-bincang
No comments
Silaturahmi? Hmmm..., Penting Ga, Sih?
sumber gambar: google.com |
“Eh, Kak,
benar kata Pak Ustaz ya kalau silaturahmi itu memperbanyak rezeki,” ucap adik
kepada kakaknya setelah pulang bertamu dari rumah pamannya.
“Hahaha... Ya iyalah, Dek..., kalau kamu mah masih dapat THR dari paman. Kakak
kan sudah tidak dikasih lagi karena katanya sudah gede,” ujar kakaknya sambil
meringis.
***
Penggalan percakapan di atas bisa dikatakan salah
satu efek dari berkahnya silaturahmi, lho.
Sang adik mendapat uang THR itu karena dia sudah melakukan silturahmi, bukan?
Kalau dia tidak singgah ke rumah pamannya, tentu uang THR itu tak mungkin
datang sendiri menemuinya. Ya...,
walaupun dalam kasus yang terjadi pada kakaknya berbeda ceritanya. :D
Sebelum kita membahas, “Apa seh pentingnya silaturahmi eeaaa?”, kita ungkap keberkahan di
balik silaturahmi dulu, yuk.
Rasulullah Saw bersabda.
"Barangsiapa yang senang untuk
dilapangkan rezekinya dan diakhirkan
ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka
hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim." (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Daud).
Nah, dari hadis sahih ini setidaknya ada dua keberkahan
yang akan diperoleh orang yang bersilturahmi. Pertama, ‘dilapangkan rezekinya’. Yup,
contoh kejadian yang dialami sang adik adalah salah satu contohnya. Nyatanya, hubungan
antara silaturahmi dengan rezeki itu bukan omong kosong lho, Sob!
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1970-an
oleh seorang sosiolog Harvard bernama Mark Granovetter membuktikan hal ini. Penelitian
tersebut mengungkapkan tentang cara atau bagaimana orang mendapatkan pekerjaan.
Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa mayoritas orang mendapat pekerjaan
berdasarkan koneksi pribadi. Jadi bisa disimpulkan karena koneksi atau hubungan
silaturrahmi itulah seseorang mendapatkan pekerjaan yang menjadi salah satu
sumber rezekinya.
Di atas tadi dari data ilmiahnya, Sob. Pembuktian lainnya bisa dilihat
ketika kita sedang lapar, terus main ke kosan teman, eh..., tahu-tahunya di sana ada makanan terus kita ditawari
makanannya –walau mungkin awalnya basa-basi. Itu juga termasuk salah satu
rezeki dari silaturahmi, lho. Hehe.
(*catatan: trik ini boleh dicoba ketika anda krisis keuangan menghantui anda,
asal jangan mencobanya ke teman yang juga lagi sama-sama krisis, ya)
Keberkahan kedua dari silaturahmi adalah
‘dipanjangkan umurnya’. Ada dua pemahaman dalam penafsiran ‘dipanjangkan umurnya’ ini. Ulama-ulama terdahulu kerap memaknai
dengan seringnya kita menjalin silaturahmi atau membina hubungan baik dengan
sesama, maka kita akan dicintai dan disenangi banyak orang. Ketika sudah wafat
berkalang tanah, sosok kita jadi masih dikenang dan sering disebut-sebut
kebaikannya.
Pendapat berikutnya mengatakan kalau silaturahmi
tersebut benar-benar dapat memperpanjang umur. Hal ini dibuktikan oleh Hold
Lunstad, seorang psikolog dari Brigham Young University di Utah yang melakukan
analisis terhadap sejumlah penelitian tentang efek hubungan sosial terhadap
kesehatan. Tim tersebut melakukan analisis pada 148 penelitian terhadap 308
ribu lebih orang yang kehidupannya diikuti selama rata-rata 7,5 tahun.
Hasil penelitiannya lalu dipublikasi di jurnal Plos Medicine terbitan Public Library of Science yang
menyimpulkan bahwa orang dengan hubungan sosial yang kuat akan 50 persen lebih
panjang umur dibandingkan dengan mereka yang tanpa dukungan ini. Memiliki
hubungan sosial yang baik seperti dengan teman, pernikahan atau anak sama
baiknya untuk menjaga kesehatan seperti halnya berhenti merokok, menurunkan berat
badan atau bahkan minum obat.
Nah, hubungan sosial yang disebutkan di atas tentunya
berkaitan erat dengan silaturahmi. Tidak ada namanya hubungan sosial tanpa
adanya interaksi sosial (silaturahmi), bukan?
Sebenarnya, masih banyak lagi contoh tentang keberkahan
yang akan diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya yang rajin bersilaturahmi.
Namun sekarang sudah saatnya kita beranjak kepada sesi “Apa seh pentingnya silaturahmi eeaaa?”.
Allah Swt berfirman.
".... Dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."
(Q.S. An-Nisaa’ [4]: 1)
Ayat ini secara jelas menyatakan bahwa memelihara
silaturahmi adalah perintah dari-Nya untuk orang-orang yang beriman dan bertakwa.
Berarti dapat dikatakan kalau silaturahmi merupakan suatu kewajiban bagi kita
yang (semoga) digolongkan termasuk dalam golongan tersebut.
Hal ini juga dipertegas dalam hadis Rasullah Saw
yang menyatakan, “Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah bersilaturahmi.” (Mutafaqun
‘alaihi).
Kalau
silaturahmi merupakan perintah langsung dari Allah dan Dia sangat menyukai dan
memberi keberkahan bagi hamba-Nya yang melakukannya, lain halnya dengan mereka
yang memutuskan tali silaturahmi. Allah sangat tidak suka, bahkan melaknat
orang yang melakukan hal tersebut, seperti dalam firmannya di Surat Ar-Ra’d
[13] ayat 25:
“Orang-orang
yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa
yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi,
orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang
buruk (Jahanam).”
Selain mendapat laknat Allah, orang-orang yang
memutuskan tali silturahmi juga amalan ibadahnya tidak diterima dan mereka pun tidak
akan diberi masuk surga. Rasulullah Saw bersabda:
"Sesungguhnya
perbuatan anak cucu Adam diperlihatkan pada setiap Kamis malam Jumat, maka
tidak akan diterima amalnya orang yang memutus tali silaturahmi". (H.R. Ahmad).
"Tidak akan
masuk surga orang yang memutus hubungan." Sufyan berkata : 'yaitu yang
memutus hubungan tali silaturahmi'.
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Nah lho, serem banget
bukan? Jangan sampai kita termasuk ke dalam orang-orang yang mendapat
kesengsaraan seperti itu. Yuk,
sekarang kita intropeksi adakah kiranya tali silaturahmi yang kita putuskan.
Cek juga tali silaturahmi yang sudah lama direntangkan namun tidak kita
teguhkan kembali. Jangan sampai juga tali tersebut lapuk kemudian putus dimakan
rayap yang bernama waktu.
Terakhir, sebelum pembahasan tentang silaturahmi ini
ditutup. Ada beberapa bentuk silaturahmi dalam konteks agama Islam yang dapat
kita lakukan untuk menyambung atau memperkuat tali silaturahmi, di antaranya:
1)
Mengajak dalam
kebaikan setiap saat.
2)
Saling bertegur
sapa.
3)
Mencegah dan
menghindari kesulitan/kesukaran.
5)
Menyambungkan
sesuatu yang akan mendatangkan kebaikan.
6)
Silaturahmi
tidak hanya aktivitas kontak fisik tetapi bisa dengan doa.
Oh iya, jangan lupa juga memanfaatkan media yang ada untuk
bersilaturahmi. Mulai dari perangkat gadget
yang beragam, internet, hingga media sosial dapat digunakan. Jadi, tidak ada
alasan lagi istilah “memutuskan yang jauh menyambungkan yang dekat”, sekarang
sudah saatnya menyambungkan yang dekat maupun yang jauh.
0 comments:
Post a Comment