2:52 AM -
Bincang-bincang
No comments
Bicara Jodoh
Sumber gambar: allwomenstalk.com |
Bicara perihal jodoh,
pastinya sudah menjadi suatu keyakinan bahwa ia berada dalam gengaman Tuhan.
Hal itupun menurunkan kepercayaan kalau pedamping hidup kita itu akan datang di
saat yang tepat walaupun di sisi lain kita mengkhawatirkannya. Terutama ketika
sudah sampai usia matang untuk menikah namun jodoh belum kunjung memberikan
sinyal kedatangannya.
Terlepas dari kegelisahan tersebut,
ada pula kegelisahan tentang cocok tidaknya pasangan yang akan menikah dan
menjalani hidup bersama kita kelak. Banyak orang yang menginginkan pasangan
yang sempurna ataupun dengan persyaratan ini itu sehingga akhirnya ia tak
pernah menemukan orang yang cocok untuknya. Sebaliknya, mereka yang tidak
mensyaratkan apa pun terhadap pasangannya, akhirnya menemukan pedamping hidup
yang jauh lebih dari apa yang terbayangkan olehnya sehingga merasa puas.
Terkait hal ini, kemampuan
dan keberanian menghadapi dinamika kehidupan adalah poin yang terpenting.
Istilah, “Siap menghadapi yang tidak
cocok maupun yang cocok”. Ketika bertemu yang tidak cocok berarti harus
siap melakukan adaptasi bagaimana caranya agar dapat mencocokkan diri. Begitu
pula saat cocok, jangan pernah lupa untuk mensyukurinya.
Ada pola khusus yang
terbangun otomatis kalau kita kembali berbicara soal jodoh. Pola ini sebenarnya
adalah kearifan dari tiap pasangan mengahadapi “ketidakcocokan”, walaupun
kadang dilakukan oleh mereka tanpa disadarinya. Polanya begini:
Jika pasanganmu mempunyai beberapa hal yang lebih darimu, maka ia akan
menyesuaikan dirinya mengurangi kelebihannya untuk bersamamu. Ataupun
sebaliknya, kamu memperbaiki kekuranganmu agar bisa menyamakan dengan apa yang
menjadi kelebihan pasanganmu. Bisa juga kalian saling menyesuaikan dengan
kelebihan dan kekurangan kalian bersama-sama lalu bertemu di titik tengahnya.
Jadi, tak perlu heran ketika kamu menemukan
seorang wanita yang sebelumnya terlihat sangat alim dan terkesan kaku, ketika
dia menikah dengan pria yang biasa-biasa saja dalam masalah agama namun pandai
bergaul, akhirnya sang wanita tersebut berkurang kesan kealimannya dan menjadi
tidak terlalu kaku lagi. Ada pula sebaliknya, seorang pria yang sebelumnya
preman dan jauh dari ibadah, ketika dia menikah dengan seorang wanita yang
salehah, malah pria tersebut meninggalkan gelar premannya dan menjadi pria
saleh yang tak kalah dari istrinya. Tentunya hal ini bukanlah suatu yang aneh
namun keniscayaan.
Pada hakikatnya, Allah sudah mencipatakan
segala hal di dunia ini berpasang-pasangan. Bahkan, tak sekadar berpasang-pasangan
saja, ia pun menciptakannya agar mereka bisa saling melengkapi. Begitu pula
kalau bicara perihal jodoh.
“Dan segala sesuatu
Kami ciptakan berpasang-pasangan
supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.”
(Q.S. Adz-Dzariyat [51]: 49)
Wallahu
a’lam.
Yansa El-Qarni,
menjawab kegelisahan seseorang
0 comments:
Post a Comment