8:27 AM -
Bincang-bincang
2 comments
Hikmah si Sandal
Sobat pernah
kehilangan sandal di masjid? Apa yang sobat
rasakan ketika sandal itu raib, lenyap dari tempat sobat menyimpannya? Kesel? Sebel? Mangkel? Atau bahkan sampai dendem,
jadi pengen mengambil sandal lain yang ada di depan yang sobat belum tahu siapa
pemiliknya? Eh…, jangan, bisa berabe nanti urusannya kalau ternyata punyanya
Pak RT. Hehe.
Coba deh bayangkan,
ketika sobat sebelumnya datang ke
masjid dengan sandal kesayangan, mau baru atau lama kek, yang penting tuh sandal
sudah jadi pasangan hidup kaki sehari-hari. Kemudian sobat masuk ke masjid lalu solat dengan khusyuknya. Nah, saat pulangnya si doi (sandal) ternyata sudah berpindah tempat alias hilang. Pasti
rasa tenang sehabis solat tadi tiba-tiba berganti dengan rasa gelisah mencari
sandal.
“Di mana sandal gue?
Gue yakin nyimpennya tadi di sini. Sekarang kok, ga ada? Mungkin ada
yang salah pakai kali, ya? Atau memang ada yang pengen nyurinya, ya? Tapi
kan, sandal kesayangan gue itu sudah
butut. Kok, masih minat aja kalau mau
nyuri? Sandal lain masih banyak kale. Oh, mungkin temen gue nih
yang jahil. Jadi sandal gue jadi
korban. Tunggu, tapi temen-temen gue kan,
pada jarang ke masjid?”
Di atas tadi adalah versi orang yang su’udzon(perasangka buruk)-nya berimbang dengan husnudzon(perasangka baik)-nya. Hehe. Terus bagaimana kalau orang yang
kehilangan sandalnya adalah orang yang selalu berperasangka baik? Simak nih.
“Di mana sandal gue?
Hmmm…, kayaknya berpindah posisi. Gue
cari dulu, deh. (selang beberapa menit). Ga
ketemu juga. Ah, mungkin sudah
takdirnya hilang dan mesti ganti baru kayaknya. Yah, memang banyak kenangan bersama tuh sandal butut. Tapi sekarang saatnya kita berpisah sandalku
tercinta.”
Hikz…, hikz…, hikz…,
subhanallah ya. (Syahrini mode on). Beginilah kalau tipe orang yang
berprasangka baik. Ia tidak cepat menyalahkan orang lain, namun ia akan
mengambil hikmah dari apa yang terjadi dalam peristiwa yang dialaminya, walaupun
itu hanya dari sebuah sandal butut.
Cara menyikapi persoalan pun begitu, kita punya hak untuk
menentukan sikap kita. Apakah kita akan mulai menanggapinya dengan mengambil
persepsi buruk atau persepsi baik. Kalau kita mengambil persepsi buruk, maka
pemikiran kita akan berkutat dalam hal-hal yang negatif. Sedangkan apabila kita
mengambil persepsi baik, maka pemikiran positif akan datang menenangkannya,
walau kita dalam keadaan yang buruk seperti kehilangan sandal di masjid tadi. Bukan
begitu, sobat? :)
19 Februari
2012, ketika sandal hilang selepas solat asar di masjid
2 comments:
siiipp...
follow my blog jg ya.
avetarian.blospot.com
ntar tak foll-back..
ok sip...
Post a Comment