9:04 AM -
Bincang-bincang
No comments
Hidup adalah Pilihan
Hidup
itu adalah pilihan, pilihan yang diberikan Allah kepada manusia. Pilihan yang
selalu hadir berpasang-pasangan. Lalu manusialah yang menentukan jalan mana
yang akan ditempuhnya. Ada jalan baik, tapi ada pula yang buruk. Ada jalan
aman, tapi ada juga yang penuh resiko. Seperti penciptaan dunia, Allah
menciptakan siang dan malam salah satunya untuk manusia mengerti hal ini.
Misalnya
saja, kita diberi pilihan mau rumah tipe 21 atau tipe 36? Rumah ini diberikan
secara cuma-cuma alias GRATIS! Tidak ada syarat yang macam-macam. Manakah yang
akan kita pilih? Mungkin orang kebanyakan akan memilih yang tipe 36, yang jelas
lebih besar dan lebih megah dibandingkan tipe 21 yang lebih kecil dan lebih
sederhana.
Selanjutnya
diberi pilihan lagi, apakah mau mobil baru atau mobil bekas yang diberikan
cuma-cuma seperti rumah di atas? Tak perlu diragukan kebanyakan orang pasti
memilih mobil baru. Kalau ditanya mau istri cantik atau biasa-biasa saja? Yah
tentu jawabannya istri cantik. Dan itu menurut orang kebanyakan.
Nah,
umpamanya kita anggap diri kita itu memilih seperti orang kebanyakan. Setelah
kita mendapat rumah tipe 36, mobil baru, sekaligus istri yang cantik, kita baru
mengetahui kalau rumah tipe 36 itu ada di tengah hutan, mobil baru itu adalah
hasil curian, dan istri kita yang cantik itu ternyata telmi alias telat mikir, apa
yang akan kita lakukan. Sedangkan ternyata pilihan yang sebaliknya, rumah tipe
21 itu ternyata berada di pusat kota, mobil bekasnya memang benar-benar
cuma-cuma, dan istri yang biasa-biasa itu adalah istri yang pandai dan cerdas,
apakah kita akan menyesalinya?
Itulah
gambaran tentang pilihan dalam hidup. Pilihan yang akan menimbulkan hukum sebab
akibat. Pilihan yang kadang di luar perkiraan kita. Karena memang tidak
selamanya yang kita anggap bagus itu baik untuk kita. Boleh jadi setelah
melihat kenyataan seperti cerita di atas kita jadi lebih ingin memiliki rumah
tipe 21 yang di pusat kota dari pada rumah tipe 36 yang di tengah hutan.
Mungkin yang terpikirkan kalau rumah saya ada di pusat kota, berarti hidup saya
akan lebih mudah, tidak perlu bersusah mencari keperluan hidup seperti di hutan
karena di kota semuanya sudah tersedia.
Tapi
kita juga kita tidak tahu rahasia Allah,
qodarullah, rumah yang berada di pust kota itu ternyata rawan tawuran, sedangkan
yang di tengah hutan itu aman dan tentram. Jadi manakah yang lebih baik?
Pada
hakikatnya semua pilihan yang diberikan Allah itu baik, cuma bagaimana kita
sebagai manusia ini menyikapinya. Bisa jadi sekarang persepsi kita terhadap
rumah tipe 21 yang berada di pusat kota namun rawan tawuran itu buruk. Tapi
sekarang coba kita belajar menyikapinya dengan positif. Ternyata dengan
keberadaan kita di sana malah membuat daerah itu jadi lebih aman karena kita
adalah orang yang bisa mengendalikan situasi tersebut. Tindakan kita telah
berhasil membuat persepsi yang awalnya jelek menjadi baik.
Di
sanalah penting pengambilan pilihan kita yang seharusnya berdasarkan pemikiran
seperti ini, “Semua manusia itu berujung pada satu hal, yaitu mati. Jadi pilihan
yang harus saya ambil adalah pilihan yang nanti akan membawa saya menuju mati
dalam kondisi yang baik atau khusnul
khotimah.”
0 comments:
Post a Comment